Minggu, 26 April 2009

Kembali kepada Ketiadaan

Pada awalnya alam semesta ini tiada, dan akan kembali kepada ketiadaan. Maka yang tersisa hanyalah harapan agar kelak kita diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah.


Kapan kiamat? Tak seorang pun tahu. Bahkan ketika ditanya oleh Malaikat Jibril kapan tibanya hari kiamat, Rasulullah SAW menegaskan, “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.”


Tapi, percaya atau tidak, ada ilmuwan yang memprediksi, hari kiamat bakal terjadi pada tahun 2012. Tiga tahun lagi!


Anda boleh terperanjat, atau tertawa karena tidak percaya. Tapi, itulah yang diprediksi oleh Lawrence E. Joseph, ketua Dewan Direksi Aerospace Consulting Coorporation di New Mexico, Amerika Serikat, dalam bukunya, Apocalypse 2012: An Investigation Into The End of Civilization, yang diterjemahkan menjadi Kiamat 2012, Investigasi Akhir Zaman, Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Dalam buku yang terbit dua tahun lalu dan menjadi best seller di AS itu, Lawrence, yang asal Lebanon, mengungkapkan secara ilmiah kemungkinan terjadinya hari kiamat pada tahun 2012.


Selain Lawrence E. Joseph, selama ini ada juga beberapa orang yang berusaha memprediksi atau meramal kapan kiamat bakal terjadi. Bahkan beberapa tahun lalu, sejumlah penganut Kristen Protestan dalam kelompok “Pondok Nabi” di Bandung sudah siap-siap menyambut bencana dahsyat yang katanya (akan) jatuh pada hari Senin, 10 November 2003.


Yang paling spektakuler ialah mitologi yang sudah ribuan tahun membudaya di kalangan suku bangsa Maya di Yucatan, Guetemala, Amerika Latin, bahwa kiamat bakal terjadi pada tanggal 21 Desember 2012, sebagai “berakhirnya sang waktu”.

Suku bangsa yang berperadaban tinggi itu mempunyai tradisi keilmuan dalam ilmu falak. Dalam kalender mereka tercatat bahwa sistem galaksi tata surya kita sedang mengalami the great cycle (siklus besar) yang berjangka 5.200 tahun lebih, dari dari 3113 SM sampai 2012 M.

Dalam siklus besar ini, tata surya dan bumi bergerak melintasi sinar galaksi (galactic beam) yang berasal dari inti galaksi, dengan diameter secara horizontal sepanjang 5.125 tahun bumi. Dengan kata lain, jika bumi melintasi sinar tersebut akan memakan waktu selama 5.125 tahun.


Ramalan para pakar ilmu falak suku bangsa Maya itu hampir sama dengan ramalan di kalangan suku bangsa Hopi di Mesir kuno dan beberapa suku bangsa di zaman purba lainnya. Dalam kitab suci Cina, I Ching, juga disebut akan terjadinya bencana besar di tahun 2012.

Ramalan serupa juga diprediksi oleh beberapa biksu di Tibet. Menurut mereka, awal tahun 2012 merupakan “waktu paling mendebarkan” bagi umat manusia, karena ketika itu akan terjadi beberapa fenomena alam yang sangat aneh. Namun, bumi akan terselamatkan oleh sebuah kekuatan besar yang kasatmata, sehingga peradaban tidak sepenuhnya musnah.

Di abad modern ini juga ada prediksi serupa. Misalnya, peringatan salah seorang tokoh spiritual Yahudi, Titzchak Qadduri, yang menyerukan agar kaum Yahudi segera meninggalkan daratan Amerika Serikat, karena tak lama lagi sebuah komet raksasa dari luar angkasa tengah meluncur dan bakal menubruk daratan negara adidaya itu. Bencana mahadahsyat seperti itu pulalah yang terungkap dalam buku Kiamat 2012.

Bencana itu, antara lain, siklus aktivitas matahari yang memuncak di tahun 2012, yang mengakibatkan suhu panas yang luar biasa. Apalagi selama ini atmosfer bumi sudah menipis dan bolong di beberapa bagian. Dahsyatnya panas bumi secara radikal itu juga disertai melelehnya benua es di kedua kutub, disertai badai dan topan yang sangat dahsyat.


Bersamaan dengan itu, medan magnet bumi sebagai penahan utama bagi bumi terhadap radiasi sinar matahari mulai retak atau bolong. Bahkan ada yang sampai seluas daratan California. Sementara pergeseran kutub utara dan selatan berlangsung, sehingga membingungkan umat manusia. Yang mengerikan, tata surya kita kini tengah memasuki medan awan energi antarbintang, sehingga mengaktifkan dan merusak keseimbangan matahari dan atmosfer planet-planet lain.

Ketika bumi akan memasuki awan energi tersebut pada tahun 2012 hingga 2020, terjadilah bencana yang sangat dahsyat, sehingga melenyapkan dua pertiga populasi umat manusia.

Janji Allah
Benarkah semua itu? Dalam Islam hari kiamat diyakini sebagai takdir Allah SWT yang pasti bakal terjadi, tapi kita tak pernah tahu kapan waktunya. Bahkan Rasulullah SAW sendiri pun tak tahu kapan kiamat itu bakal terjadi.

Suatu ketika, Malaikat Jibril mendatangi Rasulullah SAW dengan menyamar sebagai seorang lelaki dusun.
“Kapan kiamat (as-sa'ah) akan tiba?” tanya Jibril. “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya,” jawab Rasulullah SAW. Jibril pun lantas mengisyaratkan bahwa hari kiamat adalah kejadian yang sudah pasti, namun hanya Allah SWT yang mahatahu.

Dalam Al-Quran kiamat disebut dengan beberapa istilah. Selain as-sa’ah, ada juga al-qari’ah (kejadian yang mengguncankan), al-zalzalah (gempa, bencana, turbulensi), al-haidzil akbar (guncangan dahsyat). Ayat Al-Quran yang mengungkapkan perihal kiamat pun berjumlah puluhan, dan semuanya memperingatkan kedahsyatan dan kengeriannya.

Kehancuran alam semesta digambarkan secara jelas: benda-benda angkasa bertabrakan, ada yang terapung-apung seperti awan, suasana pun total gelap gulita. Berakhirnya alam semesta ini bersamaan dengan berawalnya kehidupan baru di akhirat.

Dalam surah Al-Qiyamah ayat 6-15 dikisahkan, “Bilakah hari kiamat itu? Apabila mata terbelalak ketakutan, dan bulan telah hilang cahayanya. Dan bila matahari dan bulan bertabrakan. Pada hari itu manusia bertanya-tanya: Ke manakah tempat melarikan diri? Sekali-kali tidak, tidak ada tempat berlindung! Pada hari itu hanya Tuhanmulah tempat kembali. Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah mereka kerjakan dan apa yang dilalaikannya. Dan manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri, meskipun mereka mengemukakan berbagai alasan.”

Simak pula surah Muhammad ayat 18, “Maka tidaklah mereka tunggu-tunggu melainkan tibalah hari kiamat dengan tiba-tiba. Karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya.”

Datangnya hari kiamat memang sangat menakutkan, terutama bagi mereka yang ingkar, tak beriman. Sebaliknya, bagi mereka yang beriman, kedatangan hari kiamat bukanlah masalah, sebagaimana disebut dalam firman surah Al-Anbiya ayat 103-104, “Kedahsyatan mahahebat itu tak akan menggemparkan orang-orang beriman. Mereka akan disambut oleh para malaikat, ‘Inilah hari yang dijanjikan (Allah SWT) kepadamu.’ Pada hari itu Kami menggulung langit seperti menggulung lembaran kertas. Sebagaimana Kami memulai setiap kejadian, begitu pula Kami mengulangi kejadian itu sebagai suatu janji. Sesungguhnya Kami memenuhi janji itu.”

Tanda-tanda menjelang Kiamat
Jadi, kapan kiamat tiba? Tak seorang pun tahu. Namun, Allah SWT sedikit mengungkapkan tanda-tandanya saja, sebagaimana terbetik dalam surah Al-Hajj ayat 1-2, “Hai manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu. Sesungguhnya kiamat itu sangatlah dahsyat. Pada hari itu akan kamu lihat para perempuan yang menyusui lupa anak susuannya, dan perempuan hamil akan keguguran janin yang dikandungnya. Semua manusia pun panik. Sesungguhnya mereka bukan panik, melainkan (karena) siksa Allah yang sangat keras.”

Tanda-tanda hari kiamat juga diberitakan dalam surah Al-Waq’iah ayat 1 sampai 6, “Apabila terjadi hari kiamat, tidak seorang pun dapat berdusta tentang kejadiannya. Kejadian itu merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain). Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya, dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya, jadilah ia debu yang berterbangan.”

Sementara itu, Rasulullah SAW juga mengisyaratkan tanda-tandanya, misalnya dalam sebuah hadits riwayat Ibnu Abbas. Misalnya, ketika nafsu birahi menjadi tumpuan, pelaku dosa dipilih jadi pemimpin, sulit membedakan yang salah dan yang benar, kebohongan menjadi kepastian, pembayaran zakat dianggap beban, orang beriman dianggap kuno dan nista, ada kebobrokan tapi orang tak mampu berbuat sesuatu, hujan turun di luar musim, homoseks dan lesbian menjadi gaya hidup, peran kaum wanita terlalu dominan, anak-anak mendurhakai orangtua, kecurangan terjadi dalam persahabatan, orang berlomba dalam kemewahan, berbuat dosa dianggap remeh, masjid dipenuhi hiasan keindahan, orang yang beribadah tanpa ketulusan, saling benci tumbuh di hati kaum muslimin, Al-Quran dicetak dengan huruf-huruf emas tapi tidak dibaca apalagi diamalkan, riba merajalela, darah manusia tak ada artinya, ibadah haji dianggap sebagai wisata, para hartawan sibuk memburu harta sementara kaum dhu’afa sibuk mengharapkan belas kasihan.

Tanda-tanda yang lain dengan cukup jelas juga diberitakan dalam sebuah hadis riwayat Hudzaifah bin Asid al-Ghiffari, “(Suatu hari) Rasulullah SAW datang ketika kami berdiskusi tentang hari kiamat.
Beliau bertanya, ‘Apa yang kalian bahas?’
Kami menjawab, ‘Sedang membahas hari kiamat.’

Lalu Rasulullah SAW menjelaskan bahwa sesungguhnya kiamat tidak akan terjadi sampai umat manusia menyaksikan tanda-tandanya. Yakni, membubungnya asap tebal, munculnya Dajjal, keluarnya binatang-binatang dari perut bumi, terbitnya matahari dari tempat terbenamnya, turunnya Isa ibn Maryam, munculnya Ya’juj dan Ma’juj, terbenamnya bumi di sebelah timur, barat, dan di Semenanjung Arabia, dan munculnya api dari Yaman yang akan menggiring umat manusia ke Padang Mahsyar.

Menurut Dr. Bashiruddin Mahmud, pakar fisika dan direktur proyek nuklir Pakistan, dalam buku Mechanics of the Doomday and Life after Death, the Ultimate Fate of the Universe through the Holy Quran (1987), Dajjal bisa dimaknai sebagai kemampuan teknologi tinggi umat manusia yang dipergunakan untuk kejahatan.

Sementara pengertian dabbah seperti yang disebut dalam hadits adalah binatang melata hasil bioteknologi tinggi umat manusia, seperti teknologi kloning. Adapun pengertian “matahari akan muncul dari barat” tak lain karena deraan bumi akibat serangan meteor dahsyat setiap 26.000 tahun, sehingga memalingkan wajah dunia, karena bumi akan didorong dari orbitnya, sebagaimana terungkap dalam surah Al-Haqqah ayat 13-15, “Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur, pada hari itu terjadilah kiamat.” Setelah itu, matahari muncul dari barat.

Bersamaan dengan itu, terjadi kontraksi bumi karena perputarannya yang semakin cepat. Maklum, sejak lima miliar tahun lalu, bumi telah mengalami penyusutan hingga 1/100 dari volumenya yang sekarang ini. Lalu, temperatur bumi pun semakin panas sehingga terjadi ledakan bumi yang mahadahsyat.

Kini, hampir semua pertanda akan datangnya kiamat itu sudah terjadi. Misalnya, kebakaran di Hijaz (Semenanjung Arabia) pada tahun 645 Hijriyyah atau sekitar abad 11 Masehi.

Sementara Dr. Rashad Khalifah, pakar matematika dan komputer asal Mesir dalam bukunya The Computer Speaks, God’s Message to the World (1985), mencoba menghitung misteri kiamat dengan mengkaji surah Al-Hijr ayat 87: Sab'an minal matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang). Ia menyimpulkan, kiamat akan tiba pada tahun 1709 Hijriyyah atau sekitar 285 tahun lagi. “Tapi, kebenaran mutlaknya hanya pada Allah SWT. Karena hari kiamat merupakan suatu keyakinan, bukan hal yang penting mengetahui kepastian datangnya,” katanya.

Gambaran tentang Akhir Dunia
Anda masih penasaran kapan Malaikat Israfil akan meniup sangkakala di Padang Mahsyar sebagai hari “H” kiamat? Ketika kebobrokan moral menjadi semacam kiblat, ketika kekufuran, kekejaman, dan kezhaliman bersimaharajalela, ketika itulah Allah SWT memerintahkan Israfil meniup sangkakala yang menggelegar di seantero alam semesta. Ketika itulah mendadak suhu alam semesta menjadi sangat panas, semua makhluk mati, sementara umat manusia bangkit dari liang kubur untuk dihalau berbondong-bondong ke Padang Mahsyar. Dan tak lama kemudian umat manusia menerima catatan amal mereka diikuti pengadilan Allah SWT untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatan umat manusia.

Begitu terdengar kumandang dahsyat sangkakala Israfil, segenap makhluk Allah SWT kaget dan panik. Saat itulah kiamat benar-benar terjadi. Dan yang paling mengerikan ialah ketika matahari berputar terbalik ke arah timur lalu bertabrakan dengan bulan. Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, “Allah Ta’ala akan menggenggam bumi pada hari kiamat dan melipat langit dengan tangan kanan-Nya, seraya berfirman: Akulah Maharaja, di manakah semua raja di dunia? Allah SWT lalu melipat langit, mengambil seluruh langit dengan kekuasaan-Nya seraya berfirman: Akulah Maharaja, di manakah orang-orang durhaka, penentang dan sombong?”

Dalam surah Az-Zumar ayat 67-68, Allah SWT berfirman, “(Padahal) bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat, dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa saja yang di langit dan di bumi kecuali mereka yang dikehendaki oleh Allah.”

Gambaran mengenai apa saja yang bakal terjadi di hari “H” kiamat juga diberitakan dalam sebuah hadits riwayat Ibnu Jurair dari Abu Hurairah.

Setelah Israfil meniup sangkakala dan seluruh makhluk mati, Malaikat Maut pun melapor kepada Allah SWT, “Ya Allah, yang masih hidup hanyalah Engkau, karena Engkau Yang Mahahidup, berdiri sendiri, tidak mati selamanya. Yang juga masih hidup hanya beberapa malaikat, seperti Malaikat Hamlatul ‘Arsy, yang menjaga singgasana Allah, Jibril, Mikail, dan Malaikat Maut.”

Lalu, Allah SWT memerintah Malaikat Maut untuk mematikan Jibril dan Mikail, lalu memerintahkan mematikan Malakat Hamlatul ‘Arsy. Setelah itu Allah SWT memerintah ‘Arsy untuk mencabut sangkakala dari tangan Israfil.

Maka Malaikat Maut pun melapor, ”Ya Allah, semuanya sudah mati. Yang masih hidup hanyalah Engkau, Dzat Yang Mahahidup, dan aku.” Maka Allah pun berfirman, “Engkau adalah salah satu dari makhluk-Ku, maka engkau pun harus mati.” Maka matilah Malaikat Maut, sementara yang hidup hanyalah Allah SWT.

Setelah semua makhluk mati, proses kiamat pun berlanjut. Ketika itu, Allah SWT menghidupkan kembali Malaikat Israfil dan memerintahkannya meniup sangkakala ketiga kalinya untuk menghidupkan kembali semua makhluk yang telah mati.

Waktu antara tiupan pertama dan kedua tidak diketahui. Yang jelas, ketika itu suasana sungguh sunyi senyap, karena semua makhluk mati. Sebuah riwayat mengungkapkan kesenyapan itu. Semua mati, waktu pun tak ada! Menurut Rasulullah SAW, sebagaimana terabadikan dalam hadits riwayat Abu Hurairah, lamanya waktu yang sunyi senyap itu “kira-kira 40”. Tidak dijelaskan, apakah 40 hari, 40 minggu, 40 bulan, 40 tahun, 40 abad....

Dan manakala ruh dikembalikan kepada jasad segenap makhluk, Allah SWT pun berfirman, sebagaimana dikisahkan dalam surah Al-Hajj ayat 7, “Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan. Dan bahwasanya Allah membangkitkan semua makhluk dari dalam kubur.” Lebih mendetail hal itu terungkap dalam surah Ya-Sin ayat 51-52, ”Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya, (menemui) Tuhan mereka. Mereka pun berkata: Aduhai, celakalah kami! Siapa yang membangkitkan kami dari tempat tidur (kubur)? Inikah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan rasul-rasul-Nya?”

Tujuh Golongan yang Dinaungi Allah
Ketika itu, mereka yang beriman dan beramal shalih, terutama para syuhada, tenang-tenang saja. Sebab, mereka tinggal menerima hasil keshalihannya. Tapi manusia kafir, durhaka, berdosa, saat itu benar-benar dirundung malang. Mereka tersiksa oleh suhu yang sangat panas, ibaratnya matahari berada tepat di atas ubun-ubun! Menurut Rasulullah SAW, sebagaimana diceritakan oleh Abu Dawud dan Al-Hakim, “Sesungguhnya matahari (ketika itu) begitu dekat, sehingga keringat seseorang dapat (meleleh) sampai ke telinga. Mengucurnya keringat yang berlelehan itu tergantung dari amal perbuatan seseorang. Semakin banyak dosanya, semakin banyak keringat yang meleleh.”

Karena semua tergantung dari amal perbuatan, tampang dan perilaku manusia pun bermacam-macam. Ada yang ceria, ada yang bermuram durja. “Pada hari itu banyak wajah berseri-seri, tertawa, dan gembira ria.” (QS ‘Abasa: 38-39). Tapi juga, ”Banyak wajah yang tunduk terhina, kepayahan. Dan mereka inilah orang-orang kafir.” (QS Al-Ghasyiah: 2-4).

Tiada lama kemudian segenap umat manusia dihalau berbondong-bondong ke Padang Mahsyar. Ada yang tenang, tersenyum berseri-seri, tapi ada juga yang ketakutan setengah mati sembari meratap-ratap mohon ampunan. Tapi semuanya sudah terlambat. Hari itu sudah tak ada lagi pertolongan.

Bagaimana keadaan mereka? Rasulullah SAW menggambarkanya dalam sebuah hadits riwayat Turmudzi. Ada tiga golongan manusia: yang berjalan kaki, yang berkendaraan, dan yang ”berjalan” dengan kepala. Ada yang kehausan atau sengsara luar biasa, ada yang telanjang bulat.

Meski begitu, Rasulullah SAW masih sempat menyampaikan kabar baik, bagaimana agar umat manusia terhindar dari siksa dan mendapat perlindungan Allah SWT. “Tujuh golongan umat manusia yang dinaungi oleh Allah di hari kiamat ialah: pemimpin yang adil; pemuda yang mengawali keremajaannya dengan beribadah kepada Allah; laki-laki yang hatinya terpaut pada masjid; dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul dan berpisah karena Allah; laki-laki yang ketika dirayu oleh perempuan bangsawan lagi rupawan menjawab, ‘Sungguh, aku takut kepada Allah’; mereka yang bersedekah secara diam-diam sehingga tangan kiri tak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanan; dan mereka yang berdzikir kepada Allah di tempat sunyi dengan mencucurkan air mata.”

Dalam kitab Mukhtasyar Tadzrikatul Qurthuby, Imam Abdul Wahab Asy-Sya’rani menulis, umat manusia yang dikumpulkan di Padang Mahsyar terbagi dalam 10 golongan. Pertama, yang menyerupai monyet (karena suka mengadu domba); kedua, yang menyerupai babi (suka makan barang bathil dan haram); ketiga, yang dihalau dalam keadaan terjungkir, berjalan dengan kepala (suka makan riba); keempat, yang dihalau dalam keadaan buta (curang dalam menerapkan hukum); kelima, yang dihalau dalam keadaan tuli dan tak berakal (senang riya’ dan mengagumi diri sendiri).

Keenam, yang dihalau dalam keadaan mengunyah lidah sendiri, sementara lidahnya terjulur sampai ke dada dan dari mulutnya keluar nanah (orator yang ucapannya berbeda dari perilakunya); ketujuh, yang dihalau dalam keadaan terpotong kedua tangan dan kakinya (suka mengganggu tetangga); kedelapan, yang digiring dalam keadaan tersalib di pokok pohon kurma yang berasal dari neraka (mengajak orang membela penguasa yang tidak jujur); kesembilan, yang dihalau dalam keadaan berbau busuk (gemar berzina dan menilap hak Allah); kesepuluh, yang dihalau dalam keadaan mengenakan pakaian dari ter panas (takabur dan sombong).

Sikap seorang Mukmin
Segamblang apa pun tada-tandaya, baik yang diberitakan dalam Al-Quran, yang terungkap dalam hadits Rasiulullah SAW, maupun dalam prediksi para pakar ilmu pengetahuan atau ramalan suku-suku bangsa kuno tertentu, kiamat tetaplah merupakan misteri. Namun, bagi kaum mukmin, misteri itu justru membuat mereka waspada dan lebih mempersiapkan diri menghadapinya.

Keyakinan pada hari akhir sekaligus juga sebagai ujian bagi umat manusia, siapa yang sanggup beriman dan siapa yang berlalai-lalai. Yang jelas, oleh karena semua makhluk Allah SWT adalah fana, tida abadi, semestinya mereka juga maklum bahwa ada saatnya kelak semuanya bakal berakhir. Karena itu, mereka semestinya pula berpasrah diri (muslimun) kepada Allah SWT, sebagaimana salah satu inti ajaran Islam, “Sesungguhnya kita ini milik Allah, dan akan kembali kepada Allah.”

Bukankah pada awalnya alam semesta ini tiada, dan akan kembali kepada ketiadaan? Maka yang tersisa hanyalah harapan agar kelak kita diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah, akhir yang baik. Ya Allah biha, ya Allah biha, ya Allah bihusnil khatimah.... SM, dari berbagai sumber

0 komentar:

Followers

About Me

I am now a college boy in STMIK Balikpapan

Text

GEOTOOLBAR

  ©Template by Dicas Blogger.