AS Kembali Kehilangan Tokoh Muslimnya
Hassan Hathout telah pergi untuk selamanya. Meninggalkan istri tercinta, Salonas, seorang anak perempuan, Eba, adik lelakinya, Maher, dua orang cucu, juga kita semua.
Umat Islam Amerika kembali kehilangan salah satu tokoh terbaiknya. Minggu 26 April lalu, Dr. Hassan Hathout, pemimpin komunitas muslim California, menghadap Sang Pencipta di rumahnya, Pasadena, California.
"Kami kehilangan seorang pemimpin Islam yang sangat berpengaruh bagi perkembangan Islam di Amerika, khususnya Amerika Utara," kata Dr. Muzammil Siddiqi, ketua Dewan Fiqh Amerika Utara, kepada Islamonline.
Dr. Hathout, yang juga berprofesi sebagai seorang dokter, semasa hidupnya telah mengabdikan diri untuk Islam. Lebih dari tiga puluh tahun ia menyuarakan kebijaksanaan, kejernihan, dan kasih sayang antarsesama.
Bahkan, di sela-sela aktivitasnya sebagai anggota aktif WHO pada Komite Etika Reproduksi Manusia, ia juga terlihat dalam organisasi internasional ilmu kedokteran yang dirancang untuk mensosialisasikan etika medis melalui tuntunan Islam yang didirikannya sendiri.
Semasa hidupnya, Hassan, yang pernah mengajar ilmu obstetrik dan ginekologis di Kuwait, adalah sosok tokoh umat Islam yang sangat berpengaruh bagi perkembangan Islam di AS.
Dengan cepat, ia terlibat dalam kegiatan antarkeyakinan di Los Angeles bersama Rabi Beerman dan Pastur George Regas dari Gereja All Saints Episcopal di Pasadena. Ia mengorganisasikan layanan ibadah untuk muslim, umat Kristiani, dan Yahudi selama Perang Teluk pada 1991.
Setelah Peristiwa WTC 11 September, ia semakin meningkatkan upaya menjembatani gap antara masyarakat AS dan umat Islam. Ia juga berbicara dalam acara Hari Masjid Terbuka, sebuah program yang diluncurkan pada 2002 silam, yang lebih dari dua lusin masjid di California Utara mengundang non-muslim dalam acara doa, perayaan, dan pembacaan sastra Islam di lingkungan masjid.
Pada acara tersebut, ia menekankan kepada pengunjung untuk untuk saling mengasihi.
"Ia memiliki hati yang luar biasa mulia," ujar Dr. Omar Alfi, seorang fisikawan dan mantan pemimpin pusat Islamic South California yang telah mengenal mendiang selama 60 tahun.
"Menurut Hassan, agama adalah cinta kasih. Manusia yang tidak mencintai sesamanya sama dengan tidak menghormati agamanya," kata Alfi mengenang.
Kini, Hassan Hathout telah pergi untuk selamanya. Meninggalkan istri tercinta, Salonas, 56 tahun, seorang anak perempuan, Eba, adik lelakinya, Maher, dua orang cucu, dan kita semua. Jenazahnya dikebumikan pada hari hari yang sama, sekitar pukul 3 waktu setempat, di Pemakaman Rose Hills Memorial Park, 3888 Workman Mill Road, Whittier 90601, Los Angeles.
Semoga Allah memberikan tempat yang terbaik di sisi-Nya. Amin. SEL, dari berbagai sumber
Umat Islam Amerika kembali kehilangan salah satu tokoh terbaiknya. Minggu 26 April lalu, Dr. Hassan Hathout, pemimpin komunitas muslim California, menghadap Sang Pencipta di rumahnya, Pasadena, California.
"Kami kehilangan seorang pemimpin Islam yang sangat berpengaruh bagi perkembangan Islam di Amerika, khususnya Amerika Utara," kata Dr. Muzammil Siddiqi, ketua Dewan Fiqh Amerika Utara, kepada Islamonline.
Dr. Hathout, yang juga berprofesi sebagai seorang dokter, semasa hidupnya telah mengabdikan diri untuk Islam. Lebih dari tiga puluh tahun ia menyuarakan kebijaksanaan, kejernihan, dan kasih sayang antarsesama.
Bahkan, di sela-sela aktivitasnya sebagai anggota aktif WHO pada Komite Etika Reproduksi Manusia, ia juga terlihat dalam organisasi internasional ilmu kedokteran yang dirancang untuk mensosialisasikan etika medis melalui tuntunan Islam yang didirikannya sendiri.
Semasa hidupnya, Hassan, yang pernah mengajar ilmu obstetrik dan ginekologis di Kuwait, adalah sosok tokoh umat Islam yang sangat berpengaruh bagi perkembangan Islam di AS.
Dengan cepat, ia terlibat dalam kegiatan antarkeyakinan di Los Angeles bersama Rabi Beerman dan Pastur George Regas dari Gereja All Saints Episcopal di Pasadena. Ia mengorganisasikan layanan ibadah untuk muslim, umat Kristiani, dan Yahudi selama Perang Teluk pada 1991.
Setelah Peristiwa WTC 11 September, ia semakin meningkatkan upaya menjembatani gap antara masyarakat AS dan umat Islam. Ia juga berbicara dalam acara Hari Masjid Terbuka, sebuah program yang diluncurkan pada 2002 silam, yang lebih dari dua lusin masjid di California Utara mengundang non-muslim dalam acara doa, perayaan, dan pembacaan sastra Islam di lingkungan masjid.
Pada acara tersebut, ia menekankan kepada pengunjung untuk untuk saling mengasihi.
"Ia memiliki hati yang luar biasa mulia," ujar Dr. Omar Alfi, seorang fisikawan dan mantan pemimpin pusat Islamic South California yang telah mengenal mendiang selama 60 tahun.
"Menurut Hassan, agama adalah cinta kasih. Manusia yang tidak mencintai sesamanya sama dengan tidak menghormati agamanya," kata Alfi mengenang.
Kini, Hassan Hathout telah pergi untuk selamanya. Meninggalkan istri tercinta, Salonas, 56 tahun, seorang anak perempuan, Eba, adik lelakinya, Maher, dua orang cucu, dan kita semua. Jenazahnya dikebumikan pada hari hari yang sama, sekitar pukul 3 waktu setempat, di Pemakaman Rose Hills Memorial Park, 3888 Workman Mill Road, Whittier 90601, Los Angeles.
Semoga Allah memberikan tempat yang terbaik di sisi-Nya. Amin. SEL, dari berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar