Penghapusan Poligami di Tunisia dan Turki
Poligami meski tidak dilarang secara mutlak dalam syariat Islam, namun memiliki persyaratan yang sangat berat untuk dipenuhi. Itulah sebabnya di beberapa negara Islam praktik poligami diperketat. Bahkan baru-baru ini, Tunisia dan Turki sudah resmi "menghapus" poligami
Hal ini pun diapresiasikan oleh sejumlah kalangan aktivis feminis. Seperti Jamila Hussain, Dosen Hukum Islam Universitas Teknologi Sydney (UTS). Dalam acara diskusi terbuka yang mengangkat topik "Syariah dan Hukum Keluarga Australia" di Fakultas Hukum Universitas Queensland (UQ), Brisbane, Kamis kemarin, Jamila Hussain menilai positif keputusan Tunisia dan Turki yang melarang sepenuhnya praktik poligami.
"Meski poligami dibolehkan bagi pria muslim yang mampu berlaku adil terhadap istri-istrinya, dengan alasan yang sangat kuat untuk menikahi perempuan lain, praktiknya ini sangat sulit dijalani. Dan kalau pun ada yang berhasil menjalankan, tak jarang menimbulkan konflik antarkeluarga, baik fisik maupun psikis. Itulah sebabnya, langkah yang diambil oleh Tunisia dan Turki sangat bagus, untuk mencegah terjadinya konflik dalam rumah tangga," jelas Jamila Hussain yang pernah menulis buku Islam Its Law and Society.
Selain itu, Jamila Hussain pun membahas masalah perkawinan beda agama dalam Islam. Meski jenis perkawinan seperti ini diperbolehkan -khusus bagi pria muslim yang menikahi perempuan ahlul kitab (Yahudi dan Kristen)- namun sangat rentan terhadap konflik.
Kemudian topik lain yang tak kalah menariknya pada acara diskusi yang menghadirkan akademisi, imam masjid, dan pengacara muslim dan non muslim Australia itu juga membahas masalah migran dan pengungsi muslim di Australia, warisan, praktik agama dan pendidikan, serta produk keuangan dan ekonomi Islam.
Acara yang dipandu langsung oleh pakar hukum Islam UQ, Ann Black itu juga menghadirkan beberapa pembicara yang berkompeten pada bidangnya, seperti Rob Lachowicz (akademisi Universitas Griffith), Rafik Sabdia, dan Ishaq Burney (pengacara), serta Dr Tariq Syed (akademisi dan dosen Universitas Griffith). SEL dari berbagai sumber.
0 komentar:
Posting Komentar